Semoga blog ini bisa bermanfaat untuk pembacanya ,, aamiin :)

Selasa, 20 Desember 2011

Nilai dan Sikap Dalam IlmuPengetahuan Sosial

A.   Pengertian dari nilai dan sikap
Nilai adalah seperangkat keyakinan atau prinsip prilaku yang telah mempribadi dalam diri seseorang atau kelompok masyarakat tertentu yang terungkap ketika berfikir atau bertindak.
Sikap adalah suatu karakter atau tindakan yang dilakukan seseorang yang akan menghasilkan nilai yang bervariasi.
B.   Jenis-jenis nilai
1.    Nilai subsantif
Nilai subsantif adalah keyakinan yang telah di pegang oleh seseorang dan umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan informasi semata. Setiap individu memiliki keyakinannya atau pendapat yang berbeda-beda.
2.    Nilai prosedural
Nilai prosedural adalah keyakinan yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai kemerdekaan, toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran, dan menghargai pendapat orang lain. Nilai-nilai kunci tersebut memiliki arti masyarakat demokratis.
C.   Sifat-sifat nilai
1.    Nilai itu bersifat umum, mempengaruhi seseorang terhadap sejumlah objek dan terhadap orang. Nilai berkenaan dengan sesuatu yang khusus. Inilah yang membedakan sikap. Sikap biasanya berkenaan dengan yang khusus. Suatu nilai akan ukuran untuk menentukan apakah itu baik atau buruk, nilai juga melakukan seseorang. Orang mendapatkan nilai dari orang lain dalam lingkungannya. Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya.
2.    Nilai bersifat utuh, sistem dimana semua jenis nilai terpadu saling mempengaruhi kuat sebagai suatu kesatuan yang utuh.

3.    Nilai juga bersifat abstrak, oleh karna itu yang dapat dikaji hanya r-indikatornya saja yang meliputi : cita-cita, tujuan yang dianut aspirasi yang dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau nampak, yang diutarakan perbuatan yang dilakukan serta kekhawatiran.

Dalam pendidikan kita menyakini bahwa nilai yang menyangkut peranan afektif ini peril diajarkan kepada siswa. Agar siswa mampu menerima nilai dengan sadar, mantap dan dengan nalar yang sehat. Diharapkan agar para siswa dalam mengembangkan menuju jenjang kedewasaan memiliki kemampuan untuk memilih (dengan bebas) dan menentukan prinsip yang menjadi anutannya
Mengajarkan nilai lebih memerlukan “skill” dibandingkan dengan mengajarkan kepercayaan dan sikap. Kita tidak bisa menentukan bagaimana nilai itu beroperasi dalam diri anak sementara ia berbuat, atau bersikap terhadap sesuatu, padahal kita beranggapan bahwa “nilai” ini tercermin dalam sikap dan prilaku seseorang. Oleh karna itu dalam pendidikan nilai, guru tidak bisa segera mengambil kesimpulan mengenai hasil kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya. Artinya masih memerlukan waktu untuk menentukan apakah kegiatan belajar mengajar itu berhasil? Kurang berhasil? Atau tidak berhasil? Bagaimana nilai itu sendiri
Pertama-tama, perlu diperhatikan bahwa pendidikan nilai harus kesesuaiannya dengan kehidupan di luar kelas. Kemudian perlu diingat pula bahwa dalam pengajaran pendidikan nilai guru harus kreatif. Oleh karena itu penyampaiannya tidak selalu harus mengacu kepada isi kurikulum yang tidak tertera dalam rancangan formal, misalkan dari pengalaman, dalam kehidupan sehari-hari. Nilai yang disampaikan adalah nilai yang esensia sangat penting, yang sangat berharga bagi kehidupan masyarakat. Dan tidak kalah pentingnya pula adalah pengajaran atau pendidikan nilai harus bermula : dari potensi anak menuju target pendidikan nilai yang diharapkan tugas guru yang utama adalah meningkatkan tingkat kesadaran nilai sikap anak, sadar bahwa ada sistem nilai yang mengatur kehidupan, sadar bahwa nilai itu sangat penting sekali bagi kehidupan manusia, sehingga keinginan untuk memilikinya, bahkan merasa wajib untuk membina meningkatkannya dan pada akhirnya yang bersangkutan berupaya untuk membakukannya dalam kehidupan sehari-hari
Apakah sikap itu?
Sikap memiliki pengertian rumit, karena itu terdapat berbagai rumusan tentang sikap yang dikemukakan para ahli, disebabkan adanya latar belakang pemikiran dan konsep yang berbeda.
Menurut Thursone sikap adalah keseluruhan dari kecenderungan dan perasaan, pemahaman, gagasan, rasa takut, perasaan terancam dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal.
Menurut Rochman Natawijaya (1984:20), sikap adalah kesiapan seseorang memperlukan sesuatu objek, di dalam  bertindak. Kesiapan sendiri merupakan penilaian dan negatif dengan intensitas yang berbeda-beda untuk waktu tertentu, itu sendiri bias berubah-ubah.
Bagaimana hubungan antara nilai dengan sikap?
Seperti halnya dengan sikap, nilai juga dirumuskan secara beragam, landasan berbeda-beda serta tujuan dan disiplin yang berbeda-beda. Nilai merupakan konsep dalam ekonomi, fisiologi, pendidikan dan bimbingan juga dalam sosiologi dan antrapologi. Untuk lebih menegaskan pemahaman kita seperti dikemukakan di atas dapat dinyatakan bahwa nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki seseorang atau kelompok, yang mempengaruhi bagaimana seseorang atau kelompok memilih cara, tujuan dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Nilai yang dimiliki seseorang dapat mengekspresikan mana yang lebih disukai mana yang tidak, demikianlah dapat disimpulkan bahwa nilai menyebabkan sikap. Nilai merupakan determinan bagi pembentuk sikap. Yang selalu terjadi adalah satu sikap disebabkan oleh banyak nilai.
Bagaimana kaitannya antara sikap dengan kognitif, afektif dan kecenderungan bertindak?
Seperti sudah dikemukakan di atas bahwa di dalam sikap telah terkandung aspek-aspek kognitif, afektif dan kecenderungan bertindak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat kaitan yang erat antara nilai dengan aspek-aspek kognitif, afektif dan kecenderungan bertindak. Dari kajian para ahli dapat ditegaskan bahwa : 
  •   Ada hubungan timbal – balik antara nilai dengan kognitif.
  •   Ada hubungan timbal – balik antara afektif dengan kognitif.
Nilai mempengaruhi kesiapan seseorang yang pada akhirnya akan menunjukan kepada terwujudnya perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan penghayatan terhadap keyakinan.

2 komentar: